Kata benda “kasih” dan “kasih karunia” (terjemahan Lembaga Alkitab
Indonesia) secara bergantian dipadankan dengan kata Ibrani “khen”
(khet-sere-nun) dan “tekhinnah” (tet-shewa-khet-hiriq-nun-qames-he). Sedangkan bentuk kata kerja “mengasihani” dipadankan dengan kata Ibrani “khanan” (khet-qames-nun-patah-nun).
Ketiga kata Ibrani tersebut berasal dari akar kata yang sama, yaitu
“khet-nun”. Dalam piktogram Ibrani kuno, huruf “khet” adalah sebuah gambar dinding tenda yang berfungsi sebagai pelindung. Sedangkan huruf “nun” adalah sebuah gambar benih, yang berarti “melanjutkan”. Kombinasi dua gambar tersebut dapat berarti “dinding berlanjut” atau “pelindung yang berlanjut”.
Sebagaimana pola pikir Ibrani, konsep “kasih karunia” bukanlah konsep abstrak yang berdiri sendiri. Konsep ini dibangun dari sesuatu yang konkret, yang dapat dikenali dari indera kita. Bagaimana orang Ibrani kuno mengenal konsep “kasih karunia” ini? Ternyata, konsep ini berhubungan dengan pola mereka membangun perkemahan.
Perkemahan para pengembara Ibrani terdiri dari banyak tenda. Mereka membentuk kelompok-kelompok. Masing-masing kelompok merupakan perkemahan keluarga (kaum),dan bisa terdiri dari kurang lebih 50 tenda. Tenda-tenda tersebut mereka dirikan secara melingkar. Sehingga, dinding tenda-tenda tersebut seperti berlanjut: satu dinding dari satu tenda dilanjutkan dengan satu dinding dari suatu TENDA yang lain yang membentuk LINGKARAN. Dinding tenda seperti inilah yang disebut “dinding berlanjut”.
Di dalam dinding perkemahan seperti itulah kaum keluarga tinggal dan
menjalani kehidupan mereka. Sebagaimana fungsi dinding tenda adalah pelindung bagi orang-orang yang ada di dalam tenda itu, maka makna “kasih” berhubungan dengan perlindungan yang tidak putus-putus bagi orang-orang yang ada di balik dinding itu. Mereka dapat merasakan dan mengalami kebebasan, kasih, dan keindahan hidup di dalam tenda.
“Nubuatan PL dan Penggenapan PB”
Kata “kasih karunia” dalam Yeremia 31: 2 (LAI) diterjemahkan dari kata Ibrani “khen”. Suatu perlindungan yang tak putus-putus diberikan Allah kepada bangsa Israel dan Yehuda. Kasih yang demikian itu dinyatakan sebagai nubuat perjanjian baru Allah (Yeremia 31:31-34).
Apakah nubuat seperti itu disampaikan ketika Israel dan Yehuda memiliki
ketaatan kepada Allah? Jawabnya: tidak! Hampir separuh dari kitab Yeremia menubuatkan kehancuran Yehuda, karena pemberontakan mereka. Seluruh waktu kenabian Yeremia dipakai Allah untuk memperingatkan Yehuda, tapi mereka tidak mau bertobat. (Akhirnya kehancuran terakhir seluruh kerajaan Yehuda terjadi tahun 586 SM karena serangan Babel).
Coba anda Bayangkan betapa bermurah hatinya Allah! Di tengah pemberontakan Yehuda dan nubuatan hukuman terhadap bangsa itu, Allah pun menyampaikan firmanNya melalui sang nabi, bahwa akan ada perjanjian baru Allah. Perjanjian baru itu menyangkut “perlindungan yang tak putus-putus dari Allah”.
Dalam PB perjanjian baru itu telah digenapi Allah melalui kematian dan
kebangkitan Tuhan Yesus (Lukas 22:20) dan berlaku bagi umat perjanjian baru Allah (Ibrani 8:8-13). Puncak dari “kasih karunia” (“khen”) itu adalah
keselamatan Israel rohani dengan dihapuskannya dosa umat perjanjian Allah (Roma11:27).
Sudahkah saya dan Anda menikmati “perlindungan yang tak putus-putus dari Allah” itu? HANYA PERCAYA kepada Tuhan Yesus kita akan menikmati
perlindunganNya yang bersifat kekal.
PERTANYAANNYA APAKAH YG HARUS KITA LAKUKAN SETELAH MENERIMA KASIH KARUNIA TUHAN??????
1. yohanes 15:15
Yesus menginginkan kita sadar bahwa kita orng yg telah dipilih untuk menerima kasih karuniaNYa..jadi kita harus dapat menjaganya dan kita tidak boleh menjadi orng yg takut..
2.matius 11:28
didalam matius 11:28 ada kata kelegaan didalam versi bhs inggris kata kelegaan ditulis "rest" beristirahat..jadi yg Yesus inginkan kita beristirahat didalamNya dan Yesus yg melakukan bagianNya..
3.mazmur 37:5
Yesus menginginkan kita hidup sungguh MEMPERCAYAKAN hidup kita kepadaNya(YESUS)..karena Yesus tidak mengasihi kita berdasarkan apakah kita melakukan dosa atau tidak..tetapi Yesus mengasihi kita karena KITA adalah AnakNYA
(Sumber : Gideone Pramono On El - Gibbor Ministry.net Message )
Indonesia) secara bergantian dipadankan dengan kata Ibrani “khen”
(khet-sere-nun) dan “tekhinnah” (tet-shewa-khet-hiriq-nun-qames-he). Sedangkan bentuk kata kerja “mengasihani” dipadankan dengan kata Ibrani “khanan” (khet-qames-nun-patah-nun).
Ketiga kata Ibrani tersebut berasal dari akar kata yang sama, yaitu
“khet-nun”. Dalam piktogram Ibrani kuno, huruf “khet” adalah sebuah gambar dinding tenda yang berfungsi sebagai pelindung. Sedangkan huruf “nun” adalah sebuah gambar benih, yang berarti “melanjutkan”. Kombinasi dua gambar tersebut dapat berarti “dinding berlanjut” atau “pelindung yang berlanjut”.
Sebagaimana pola pikir Ibrani, konsep “kasih karunia” bukanlah konsep abstrak yang berdiri sendiri. Konsep ini dibangun dari sesuatu yang konkret, yang dapat dikenali dari indera kita. Bagaimana orang Ibrani kuno mengenal konsep “kasih karunia” ini? Ternyata, konsep ini berhubungan dengan pola mereka membangun perkemahan.
Perkemahan para pengembara Ibrani terdiri dari banyak tenda. Mereka membentuk kelompok-kelompok. Masing-masing kelompok merupakan perkemahan keluarga (kaum),dan bisa terdiri dari kurang lebih 50 tenda. Tenda-tenda tersebut mereka dirikan secara melingkar. Sehingga, dinding tenda-tenda tersebut seperti berlanjut: satu dinding dari satu tenda dilanjutkan dengan satu dinding dari suatu TENDA yang lain yang membentuk LINGKARAN. Dinding tenda seperti inilah yang disebut “dinding berlanjut”.
Di dalam dinding perkemahan seperti itulah kaum keluarga tinggal dan
menjalani kehidupan mereka. Sebagaimana fungsi dinding tenda adalah pelindung bagi orang-orang yang ada di dalam tenda itu, maka makna “kasih” berhubungan dengan perlindungan yang tidak putus-putus bagi orang-orang yang ada di balik dinding itu. Mereka dapat merasakan dan mengalami kebebasan, kasih, dan keindahan hidup di dalam tenda.
“Nubuatan PL dan Penggenapan PB”
Kata “kasih karunia” dalam Yeremia 31: 2 (LAI) diterjemahkan dari kata Ibrani “khen”. Suatu perlindungan yang tak putus-putus diberikan Allah kepada bangsa Israel dan Yehuda. Kasih yang demikian itu dinyatakan sebagai nubuat perjanjian baru Allah (Yeremia 31:31-34).
Apakah nubuat seperti itu disampaikan ketika Israel dan Yehuda memiliki
ketaatan kepada Allah? Jawabnya: tidak! Hampir separuh dari kitab Yeremia menubuatkan kehancuran Yehuda, karena pemberontakan mereka. Seluruh waktu kenabian Yeremia dipakai Allah untuk memperingatkan Yehuda, tapi mereka tidak mau bertobat. (Akhirnya kehancuran terakhir seluruh kerajaan Yehuda terjadi tahun 586 SM karena serangan Babel).
Coba anda Bayangkan betapa bermurah hatinya Allah! Di tengah pemberontakan Yehuda dan nubuatan hukuman terhadap bangsa itu, Allah pun menyampaikan firmanNya melalui sang nabi, bahwa akan ada perjanjian baru Allah. Perjanjian baru itu menyangkut “perlindungan yang tak putus-putus dari Allah”.
Dalam PB perjanjian baru itu telah digenapi Allah melalui kematian dan
kebangkitan Tuhan Yesus (Lukas 22:20) dan berlaku bagi umat perjanjian baru Allah (Ibrani 8:8-13). Puncak dari “kasih karunia” (“khen”) itu adalah
keselamatan Israel rohani dengan dihapuskannya dosa umat perjanjian Allah (Roma11:27).
Sudahkah saya dan Anda menikmati “perlindungan yang tak putus-putus dari Allah” itu? HANYA PERCAYA kepada Tuhan Yesus kita akan menikmati
perlindunganNya yang bersifat kekal.
PERTANYAANNYA APAKAH YG HARUS KITA LAKUKAN SETELAH MENERIMA KASIH KARUNIA TUHAN??????
1. yohanes 15:15
Yesus menginginkan kita sadar bahwa kita orng yg telah dipilih untuk menerima kasih karuniaNYa..jadi kita harus dapat menjaganya dan kita tidak boleh menjadi orng yg takut..
2.matius 11:28
didalam matius 11:28 ada kata kelegaan didalam versi bhs inggris kata kelegaan ditulis "rest" beristirahat..jadi yg Yesus inginkan kita beristirahat didalamNya dan Yesus yg melakukan bagianNya..
3.mazmur 37:5
Yesus menginginkan kita hidup sungguh MEMPERCAYAKAN hidup kita kepadaNya(YESUS)..karena Yesus tidak mengasihi kita berdasarkan apakah kita melakukan dosa atau tidak..tetapi Yesus mengasihi kita karena KITA adalah AnakNYA
(Sumber : Gideone Pramono On El - Gibbor Ministry.net Message )